Saturday, February 13, 2016

Ujian lagi

Kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu haid ku telat. Padahal siklus ku sangat teratur. paling telat 1-2 hari. Hpht ku tanggal 12 desember. Pas telat 1 minggu aku testpack masih -. Lalu setelah nya 1 minngu kemudian aku muntah - muntah. Aku merasa sepertinya aku hamil. Lalu aku testpack lagi. Subhanallah benar garis 2 tapi garisnya tipis sekali. penasaran, besoknya aku coba testpack lagi masih saama, 2 garis. Alhamdulillah aku hamil, aku dan aris langsung sujud syukur sampai nangis berpelukan. Senangnya gak terkira, ini kehamilan kedua ku setelah kehamilan pertama gugur tepat di hari ke lima setelah aku testpack bulan juli tahun lalu, abortus spontan istilah kedokterannya. Aku lalu mencari dokter yang cocok. setelah periksa ke dokter di salah satu rumah sakit, dokternya nggak friendly banget menurutku. Dia cuma kasih aku vitamin, padahal aku banyak mengajukan pertanyaan. Intinya aku kurang puas dengan pelayanan dokter ini, pas usg masih belum kelihatan janinnya perkiraannya baru berumur 1 atau 2 minggu, kemudian menyuruhku balik 2 minggu lagi. karena dokter ini aku blacklist, aku memutuskan untuk pindh dokter ke dokter yang lain. Harusnya hari ini aku periksa ke dokter yang di rekomendasikan oleh temanku, tapi kemarin pagi aku keluar darah. shock dan kaget aku langsung buru - buru mandi dan menuju RS. Hermina Podomoro. Aku kalut, di tengah jalan pun aku sudah nangis sampe bapak ojeknya bingung (Aris lagi sholat jum'at). Selesai daftar dan tensi darah sama suster aku menunggu setengah jam, lalu diperiksa. aku jelaskan kronologinya ke dokter termasuk riwayat abortus spontanku. dokter kemudian menyuruhku untuk usg transva. Setelah itu dokter menjelaskan padaku 

Dokter : Bu, ibu benar HPHT 12 desember ?
Me : Benar , dok. Saya selalu catat di kalender
Dokter : Bu...kehamilan ibu suspect BO (Blighted Ovum). Dari HPHT harusnya sudah berumur 9 minggu, tapi saya USG baru berumur 4 minggu. Ibu saya kasih penguat ya. Kita tunggu 1 minggu. Yang saya takutkan janin ibu tidak berkembang, tapi kita tetap berdoa semoga saja ada keajaiban ya, bu... apalagi ini anak pertama yang sangat dinantikan dan diharapkan
Me : *nangis* airmata gak berhenti ngalir sementara dokter masih menjelaskan ini - itu. aku gak fokus..aku takut.. lalu akhirnya aku bersuara, "kalau ternyata dalam 1 minggu saya keluar darah terus gimana, dok?"
Dokter : Harus dikeluarkan bu, di kuret. Ibu harus siap, ya.. Tapi sekali lagi, kita berdoa pada Tuhan (dokternya non muslim). Semoga ibu diberi keajaiban.
Me : *lemas dan masih bercucuran air mata*.

Keluar dari ruangan dokter, Aris sudah datang. Aku gak tega lihat wajahnya, pas aku hampiri sambil nangis dan diliatin orang(karena nangis) aku ceritain semua yang dokter bilang. Aris langsung pegang tangan aku, mendengarkan semuanya dengan diam. Ngajak nebus obt dan terus pulang. Pas sampai rumah, aku masih sedih...masih nangis...Aris pegang tanganku sambil bilang "sekarang kita tinggal berdoa dan pasrah, Allah pasti ngasih yang terbaik buat kita. sini cium dulu " terus dia pun nyium perut aku sambil bilang "dede..kalau dede bisa, dede yang kuat ya...ibu juga harus kuat, ayah juga harus strong". Hatiku bagai teriris - iris, perih banget... Aku yakin banget dalam hati Aris udah nyesek juga, tiap hari dia selalu ngelus perut aku, cium perut aku kadang kita berandai - andai soal dede. Tapi Aris mencoba kuat, harus kuat karena aku cengeng. Aris malah bilang, sekarang ibu harus senang, Positif Thinking biar dede nya bangkit liat ibu sm ayahnya senang. Ya Allah, aku sedih banget, aku ngerasa aku selalu mengecewakan Aris, dia suami yang super baik. Ya Allah, kami pasrah dengan apa yang menjadi kehendak - MU. Bila kami memang harus bersabar lagi, kuatkan lah kami...Jika Engkau bersedia dan ridho memberikan keajaiban bagi kami, kami akan sangat bersyukur... Semua kami pasrahkan kepada - MU.


*ditulis dengan bercucuran airmata dan masih berharap akan ada keajaiban 1 minggu lagi*